Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Memanfaatkan Kunyit sebagai Indikator Alami pada Pendampingan Uji Boraks pada Makanan menggunakan Kunyit di Desa Mandisari

Mandisari, 26 Juli 2024 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro melaksanakan program kerja berupa pelatihan dan pendampingan uji boraks pada makanan menggunakan kunyit di hadapan ibu-ibu anggota Forum PKK Dusun Dukuh, Desa Mandisari. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, mengenai bahaya boraks yang sering ditemukan dalam makanan serta cara sederhana untuk mendeteksinya.


Boraks merupakan bahan kimia yang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan meskipun berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan boraks yang tidak terdeteksi pada makanan dapat berdampak buruk bagi konsumen. Oleh karena itu, Azqia Diva Widi Ardhana, selaku mahasiswa KKN Universitas Diponegoro program studi Kimia 2021 mengambil inisiatif untuk melaksanakan pelatihan ini guna meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mendeteksi boraks pada makanan dengan cara yang mudah dan praktis menggunakan kunyit sebagai program kerja monodisiplin.


Kegiatan ini diawali dengan menyanyikan mars PKK, KB, serta membacakan 10 Pokok Program Kerja PKK, dan sambutan dari Ibu Heni selaku perangkat desa bidang kesejahteraan di Desa Mandisari dan Koordinasi Desa KKN Desa Mandisari, yang menyampaikan pentingnya kegiatan ini untuk kesejahteraan masyarakat. Setelah itu, mahasiswa KKN memaparkan materi mengenai boraks, bahaya yang ditimbulkannya, serta metode uji sederhana menggunakan kunyit.


Para peserta kemudian dibimbing untuk melakukan uji boraks pada beberapa sampel makanan yang telah disediakan. Uji boraks yang dilakukan menggunakan metode tusuk gigi, dimana mencampurkan sedikit kunyit bubuk dengan air, lalu merendam tusuk gigi selama kurang lebih 3 jam dalam air rendaman kunyit, lalu setelah dilakukan perendaman, tusuk gigi ditusukkan ke sampel makanan yang akan diuji contohnya seperti bakso, tahu, atau sosis. Kemudian tunggu 10 hingga 30 detik sampai terjadi perubahan warna. Jika makanan tersebut mengandung boraks, kunyit akan berubah warna menjadi merah kecoklatan.


Kegiatan ini mendapatkan respons yang sangat positif dari para peserta. Mereka mengaku mendapatkan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat, terutama dalam menjaga kesehatan keluarga dari bahaya makanan yang mengandung boraks.


Melalui pelatihan dan pendampingan ini, diharapkan ibu-ibu PKK Desa Mandisari dapat lebih waspada terhadap penggunaan boraks dalam makanan dan mampu melakukan uji sederhana ini di rumah masing-masing serta diharapkan juga semoga melalui kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Mandisari.


Penulis: Azqia Diva Widi Ardhana (S1 Kimia, Fakultas Sains Dan Matematika, Universitas Diponegoro)
DPL: Khotibul Umam, S.S., M.Hum
Lokasi: Desa Mandisari, Kec. Parakan, Kab. Temanggung


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat